Sains itu apa sih?

 "Sains"

Sebuah kata yang sudah tak asing di telinga banyak orang. Kemajuan dalam bidang Sains dapat menjadi kemajuan dalam bidang teknologi. Dalam hal ini, sebuah kutipan menyatakan bahwa "Sains hari ini adalah teknologi hari esok".

Kemanfaatan Sains telah jelas dan tak dipertanyakan lagi. Bahkan, Sains dapat menjadi salah satu tolak ukur kemajuan sebuah bangsa. Namun, tahukah kamu definisi dari Sains?

Di dalam KBBI, Sains didefinisikan sebagai "Pengetahuan sistematis yang diperoleh dari sesuatu observasi, penelitian, dan uji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang sedang diselidiki, dipelajari, dan sebagainya", sedangkan dalam Wikipedia, Sains dijelaskan menjadi "Sekumpulan pengetahuan empiris, teoretis, dan pengetahuan praktis tentang dunia alam, yang dihasilkan oleh para ilmuwan yang menekankan pengamatan, penjelasan, dan prediksi dari fenomena di dunia nyata". Melihat dua definisi di atas, secara sederhana, Sains dapat didefinisikan sebagai "Pengetahuan yang lahir melalui proses metode ilmiah".

Teori-teori dalam Sains tidak terlahir begitu saja, namun melalui serangkaian proses yang ketat yang disebut "Metode Ilmiah".

Walaupun kata Sains telah populer sekarang, tetapi penggunaan kata "Sains", dan bahkan "Ilmuwan" adalah hal yang baru. Kegiatan meneliti alam semesta beserta semua hal yang ada di dalamnya memang sudah dilakukan mulai zaman dahulu, bahkan sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Di zaman itu, kegiatan meneliti alam disebut dengan nama "Filsafat Alam"

Pengamatan tentang alam telah dilakukan dan di catat secara sistematis oleh banyak peradaban kuno. Namun, alih-alih berspekulasi tentang sifat material planet dan bintang, orang dahulu memetakan posisi relatif benda langit, sering kali menyimpulkan pengaruhnya terhadap individu dan umat manusia. Thales, seorang filsuf Yunani kuno adalah orang yang pertama kali mencoba menjelaskan fonemana alam berdasarkan pada rasio manusia, dan bukan bersandar pada cara berpikir mitologis. Di era sebelum Thales, pemikiran Yunani dikuasai oleh cara berpikir mitologis, dan Thaleslah yang membantah penjelasan atas sebuah fenomena yang bersandarkan aspek mitos dan mencoba menjelasakan sebuah fenomena secara logis dan tidak bersandar pada mitos. Dari sinilah kegiatan berfilsafat alam dimulai.

Di era abad pertengahan, tepatnya di era ilmuwan muslim, penekanan kuantitas pada percobaan mulai digerakkan, dimulai dari percobaan Ibnu al-Haytham (Alhazen) pada optik dalam bukunya "Kitabul manadzir" (The Book of Optics). Dari sini lah metode ilmiah mulai lahir.

Sementara kata "Scientist", baru lahir di abad ke-19 dan diciptakan oleh William Whewell.

Sekian dan terimakasih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vektor

Fisika itu apa sih?

Matematika itu apa sih?